Kedahsyatan Iblis Menyesatkan dan Membinasakan Manusia Beriman

Sumber gambar Wikipedia

Kita manusia, sebagai mahkluk yang paling sempurna dari antara ciptaan Allah yang lain, sudah selayaknya berpikir, menimbang, berperasaan, dan bertindak sesempurna mungkin sesuai dengan tuntunan Tuhan, termasuk dalam hal melawan Iblis sebagai musuh manusia beriman.

Iblis musuh utama kita

Sejak awal keberadaan umat manusia, yaitu sejak kejatuhan Adam dan Hawa dalam dosa, Allah berfirman kepada umat manusia agar mengetahui dan menyadari tentang adanya permusuhan antara manusia dan Iblis yang akan berlangsung turun-temurun hingga pada akhir zaman (kiamat).

"Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau (Iblis) dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya." (Kejadian 3:15)

Dari firman Allah tersebut menunjukkan bahwa, musuh yang sesungguhnya bagi manusia sejak awal adalah Iblis, bukan sesama manusia, dan bukan makhluk lain.

Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. (I Petrus 5:8)

Manusia berkesempatan mengalahkan Iblis sebagai musuhnya dengan iman, dan sebaliknya Iblis juga berkesempatan membinasakan manusia dengan penyesatannya.

Dalam permusuhan antara manusia dengan Iblis, manusia memiliki kecenderungan kurang peduli, kurang memperhatikan, bahwa musuh yang sesungguhnya adalah Iblis, sementara Iblis dengan giat menyusun strategi, mengepung, dan menyerang, sehingga tidak mengherankan jika Iblis mampu meyesatkan dan membinasakan sebagian besar umat manusia.

Kata-Nya: "Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu. Sebab akan datang harinya, bahwa musuhmu akan mengelilingi engkau dengan kubu, lalu mengepung engkau dan menghimpit engkau dari segala jurusan, dan mereka akan membinasakan engkau beserta dengan pendudukmu dan pada tembokmu mereka tidak akan membiarkan satu batu pun tinggal terletak di atas batu yang lain, karena engkau tidak mengetahui saat, bilamana Allah melawat engkau." (Lukas 19:42-44)

Dengan berbagai cara Iblis menyesatkan dan membinasakan umat manusia, mulai dengan cara tersamar, terselubung atau tersembunyi, yaitu dengan dusta, hingga dengan cara terang-terangan.

Strategi Iblis membinasakan manusia

Iblis mengetahui bahwa salah satu kekuatan umat manusia dalam berperang melawan dirinya adalah keimanan manusia kepada Allah. Oleh sebab itu, salah satu rencana Iblis untuk membinasakan umat manusia adalah dengan meruntuhkan keimanan manusia, dan salah satu caranya adalah dengan menyesatkan.

Menyesatkan manusia menjadi salah satu cara yang paling efektif dan produktif untuk meruntuhkan keimanan umat manusia di muka Bumi, sehingga manusia dapat dibinasakan.

Dengan hikmatnya, Iblis mendesain atau merancang dengan sangat halus agar umat manusia tidak mengerti dan tidak menyadari bahwa dirinya sedang disesatkan. Oleh karena itu Iblis memanfaatkan sesuatu yang ada di dalam diri manusia untuk dipengaruhi, dan salah satunya adalah dengan memainkan emosi manusia melalui pikiran, logika maupun perasaan.

Dengan memainkan emosi dalam diri manusia, manusia kurang atau tidak menyadari, atau tidak curiga bahwa dirinya sesungguhnya sedang disusupi dan dikendalikan oleh Iblis. Berbeda jika Iblis menggunakan cara dari luar diri manusia, dengan cepat manusia akan menyadari akan adanya jebakan Iblis.

Dan dalam hal ini, Iblis sangat memahami akan sensitivitas emosi manusia, dan Iblis memanfaatkan dengan cerdik dan akurat emosi manusia untuk menyesatkan, meruntuhkan keimanan, dan membinasakan umat manusia.

Melalui keinginan

Jika manusia sensitif dalam keinginan, Iblis akan memainkan keinginan manusia untuk melakukan berbagai keinginan dan memikatnya agar melahirkan dosa dan maut.

Seperti jika seseorang mudah jatuh dalam dosa perzinahan, Iblis dapat membuat situasi, kondisi, dan kesempatan agar seseorang mengarahkan diri dalam perzinahan dengan mempertemukan dengan orang yang menarik bagi dirinya, dan akhirnya jatuh dalam dosa.

Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya.
Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut. (Yakobus 1:14-15)

Sebagai contoh manusia dapat melakukan perselingkuhan dan perzinahan di tempat kerja, di komunitas, dan berbagai kesempatan lainnya.

Melalui harga diri

Jika manusia sensitif dalam harga diri, Iblis akan memainkan harga diri manusia untuk menimbulkan dan menggerakkan emosi, sehingga timbul sengketa dan pertengkaran dan jatuh dalam dosa.

Iblis dapat membuat situasi dan kondisi agar seseorang merasa dirinya tidak dihargai, tidak dihormati, tidak diperhatikan, tidak diperlakukan sebagaimana mestinya, akhirnya tersinggung, yang mengakibatkan nafsu atau emosinya meluap.

Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu? Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa. (Yakobus 4:1-2)

Sebagai contoh dalam kehidupan sehari-hari, jika di suatu acara penting seseorang tidak diundang, maka akan tersinggung, merasa tidak dihargai, tidak dihormati, dan akhirnya timbul sengketa, pertengkaran dan sebagainya.

Melalui persaudaraan

Jika manusia sensitif dalam hal persaudaraan seperti saudara dalam keluarga, saudara dalam suku, saudara dalam etnis, saudara sebangsa, saudara dalam agama, saudara dalam keyakinan, Iblis akan memainkan emosinya untuk melakukan segala sesuatu demi harga diri keluarga, suku, bangsanya, maupun agama.

Sebagai contoh pada zaman Bangsa Israel di Mesir, hal tersebut terjadi pada Musa.

Pada waktu itu, ketika Musa telah dewasa, ia keluar mendapatkan saudara-saudaranya untuk melihat kerja paksa mereka; lalu dilihatnyalah seorang Mesir memukul seorang Ibrani, seorang dari saudara-saudaranya itu. Ia menoleh ke sana sini dan ketika dilihatnya tidak ada orang, dibunuhnya orang Mesir itu, dan disembunyikannya mayatnya dalam pasir. (Keluaran 2:11-12)

Adanya perkelahian antar manusia, antar keluarga, perang antar suku dan etnis, penjanjahan antar bangsa, bangsa bangkit melawan bangsa, terjadi perang antar bangsa, permusuhan antar agama, bahkan permusuhan antar kelompok dalam satu agama, merupakan beberapa contoh bentuk penyesatan Iblis yang akan menghancurkan umat manusia.

Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang. Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. (Matius 24:6-7)

Melalui keyakinan

Jika manusia sensitif dalam hal keyakinan atau iman, Iblis akan memainkan keyakinannya untuk bersikap dan berlaku fanatik, merasa paling benar, merasa paling suci, merasa orang pilihan Allah, merasa di pihak Allah.

Dan jika sesuatu pendapat berbeda dengan yang diyakininya, manusia menentang, marah, dan menyambut dengan gertakan gigi, dan tindakan kejahatan.

"Kamu telah menerima hukum Taurat yang disampaikan oleh malaikat-malaikat, akan tetapi kamu tidak menurutinya." Ketika anggota-anggota Mahkamah Agama itu mendengar semuanya itu, sangat tertusuk hati mereka. Maka mereka menyambutnya dengan gertakan gigi. (Kisah Para Rasul 7:53-54)

Maka berteriak-teriaklah mereka dan sambil menutup telinga serentak menyerbu dia. Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya ... (Kisah Para Rasul 7:57-58)

Iblis berhasil memainkan emosi keimanan manusia, dimana manusia akan merasa paling benar atau bahkan merasa satu-satunya yang benar, sedangkan pendapat maupun keyakinan orang lain dianggap sesat dan menyesatkan.

Dan banyak terdengar bisikan di antara orang banyak tentang Dia. Ada yang berkata: "Ia orang baik." Ada pula yang berkata: "Tidak, Ia menyesatkan rakyat." Tetapi tidak seorang pun yang berani berkata terang-terangan tentang Dia karena takut terhadap orang-orang Yahudi. (Yohanes 7:12-13)

Bahkan tatkala Iblis mampu membutakan hati nurani manusia atas nama iman, perbuatan melanggar hukum Allah seperti membunuh, bagi manusia yang telah disesatkan, perbuatannya dianggap berbuat bakti bagi Allah, seperti yang tertulis dalam kitab:

Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah." (Yohanes16:1-2)

Kesadaran akan tipu muslihat Iblis

Setelah berabad-abad dan beribu-ribu tahun kita disesatkan oleh Iblis, pada akhir zaman ini sudah tiba saatnya untuk menyadari bahwa musuh kita yang sesungguhnya adalah Iblis, bukan manusia lain, bukan suku dan bangsa lain, dan bukan agama maupun keyakinan lain!

Dan lebih dalam lagi kita menyadari bahwa iri hati, mementingkan diri sendiri, pembenaran diri, pertikaian, peperangan, kebencian, hujat, pembunuhan dan berbagai kejahatan lainnya, bukanlah berasal dari Allah, namun berasal dari hawa nafsu manusia dan tipu muslihat Iblis.

Oleh sebab itu mari kita menyadari penyesatan Iblis, dan mengembalikan jati diri kita sebagai saudara, satu keturunan Adam dan Hawa, dan satu Allah, dengan cara mengembalikan hak, kewajiban, kedudukan, dan kemulian masing-masing dengan saling mengasihi, saling mengenal, saling menerima, saling mencintai, saling meninggikan, saling memuliakan, saling menolong, dan saling menyempurnakan, baik antarpribadi, antarkeluarga, antarsahabat, antartetangga, antaretnis dan antarsuku, antarnegara, antarbangsa, antarbahasa, antarumat, antaragama, antarmakhluk, dan hidup berdampingan dalam damai sejahtera di dunia!

Mari menyatukan kekuatan dari berbagai pribadi, suku, bangsa, keyakinan dan agama dalam cinta kasih untuk berperang dan mengalahkan musah utama kita, yaitu Iblis.

Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama. Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya. Ialah yang empunya kuasa sampai selama-lamanya! Amin. (I Petrus 5:8-11)

Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya. Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis; karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. (Efesus 6:10-12)

Sebab ...

Kita dilahirkan dari satu keturunan yang sama, yaitu Adam.
Kita bernaung di bawah langit yang sama, yaitu Cakrawala.

Kita tinggal di satu tanah yang sama, yaitu Bumi.
Kita berada dalam gugusan galaksi yang sama, yaitu Bima Sakti.

Kita berada di alam yang sama, yaitu Alam Semesta.
Kita diciptakan oleh Tuhan yang sama, yaitu Allah.

Kita beribadah kepada Tuhan yang sama, yaitu Allah Yang Maha Esa.
Kita merindukan tempat baka yang sama, yaitu Sorga.

Kita semua umat manusia di seluruh dunia adalah saudara.
Mari hidup bersama dalam dalam damai! Amin.

Sebab segala sesuatu adalah dari Allah, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin.


Rujukan
Ayat-ayat rujukan yang dipergunakan di dalam situs Injil Kerajaan Allah berasal dari Alkitab Terjemahan Baru © Lembaga Alkitab Indonesia 1974, Lembaga Biblika Indonesia, Alkitab Sabda, dan sumber lain yang terkait.

Disclaimer
Semua yang dimuat di dalam situs Injil Kerajaan Allah bukanlah suatu kebenaran mutlak. Oleh karena itu, jika dikemudian hari hadir hal-hal baru akan dilakukan pembaharuan maupun koreksi sesuai waktu dan zaman.

Formulir Kontak
Terima kasih kepada Saudara sekalian yang telah menghubungi kami melalui Formulir Kontak, kami akan mengusahakan untuk segera membalasnya. Terima kasih.