Tanya Jawab

Siapakah Allah?
Siapakah Allah? Allah adalah Roh, yang awal dan yang akhir, yang kekal. Karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di Bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; baik untuk masa dahulu, sekarang dan yang akan datang, segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan bagi Dia.

Allah adalah Kasih; Sang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, yang mencintai segala makhluk-Nya. Dia adalah Sang Penebus yang menebus manusia dari segala dosa dan kejahatan. Allah Juruselamat dunia, yang menyelamatkan seluruh umat manusia yang taat kepada-Nya.

Allah Yang Maha Adil, Allah yang akan menghakimi seluruh umat manusia dengan adil di hari penghakiman, sebab Allah adalah Tuhan bagi segala makhluk, baik di sorga maupun di Bumi, untuk masa dahulu, sekarang dan yang akan datang dalam kekekalan.

Allah Yang Maha Sempurna dan tak terbatas sesungguhnya tidak dapat dirangkai dengan kata-kata. Segala sesuatu yang tertulis tentang Allah hanyalah sedikit gambaran dari segala Kemahaan-Nya.

Dan di atas semuanya, ALLAH adalah Tuhan, satu-satunya yang layak menerima puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!

Apa tujuan manusia diciptakan?
Pada mula saat Allah hendak menciptakan makhluk manusia, Allah memiliki berbagai tujuan atas penciptaannya. Manusia diciptakan bukan sekedar dari yang tidak ada menjadi ada, namun memiliki tujuan ilahi yang sangat mulia.

Allah menghendaki agar kelak manusia memiliki standar moral (akhlak) sorgawi, yaitu memiliki sebagian sifat-sifat keilahian, mengambil kodrat ilahi, mempunyai pertimbangan, pikiran, tindakan, perbuatan, dan bahkan karya yang mencerminkan tata kehidupan sorgawi.

"Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia" (II Petrus 1:4).

"Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat" (I Tesalonika 5:23).


Inilah salah satu tujuan utama manusia dilahirkan di dunia, yaitu untuk memproses diri menjadi makhluk yang bermartabat sorgawi, mengambil kodrat ilahi, kudus, tak bercacat, tak bernoda, tak bercela, yang sempurna, dan berkarya bagi kemuliaan Allah.

Injil Kerajaan Allah menyediakan berbagai fasilitas sorgawi untuk mewujudkan agar manusia menjadi makhluk yang bermartabat sorgawi, mengambil kodrat ilahi, kudus, tak bercacat, tak bernoda, tak bercela, yang sempurna, dan berkarya bagi kemuliaan Allah.

Apakah dosa itu? Dan apa akibatnya?

Manusia jatuh dalam dosa

Kejatuhan manusia dalam dosa mengakibatkan perubahan arah hidup, hubungan dengan Allah mulai terputus, terkena hukum dosa dan hukum maut, bayang-bayang neraka dan sorga yang belum jelas, serta kecenderungan berbuat jahat semakin besar yang akhirnya menghambat proses kesempurnaan, dan bahkan tujuan mencapai kesempurnaan dapat mengalami kegagalan.

Dosa merupakan pelanggaran kedaulatan Allah

Tatkala manusia jatuh dalam dosa, sesungguhnya manusia telah melanggar kedaulatan Allah yang berkuasa atas dirinya. Sebagai ciptaan, seharusnya manusia tunduk dan hormat kepada Allah dengan seluruh keberadaannya, dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa dan dengan segenap akal budi, namun sebaliknya manusia justru berbuat dosa.

"Ya TUHAN, kami mengetahui kefasikan kami dan kesalahan nenek moyang kami; sungguh, kami telah berdosa kepada-Mu" (Yeremia 14:20).

Tatkala seseorang tidak menghormati hadirat Allah dengan tidak memperhatikan segala firman dan kehendak-Nya, itulah pelanggaran terhadap kedaulatan Allah.

"Dan pada suatu hari yang ditentukan, Herodes mengenakan pakaian kerajaan, lalu duduk di atas takhta dan berpidato kepada mereka.
Dan rakyatnya bersorak membalasnya: "Ini suara allah dan bukan suara manusia!"
Dan seketika itu juga ia ditampar malaikat Tuhan karena ia tidak memberi hormat kepada Allah; ia mati dimakan cacing-cacing" (Kisah Para Rasul 12:21-23).

Dosa merupakan pelanggaran hukum Allah

Demikan juga saat tidak taat kepada hukum Allah, manusia telah melanggar hukum-Nya.

"Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah" (1 Yohanes 3:4).

Tatkala seseorang berzinah, mencuri, menyembah berhala dan melakukan segala perbuatan yang dilarang hukum Allah, itulah pelanggaran terhadap hukum Allah.

Oleh sebab itu, saat manusia jatuh ke dalam dosa, ada dua hal mendasar yang dilanggar, yaitu pelanggaran terhadap kedaulatan Allah dan pelanggaran terhadap hukum Allah.

Akibat dosa

Dosa mengakibatkan perubahan keadaan dan arah hidup manusia, dari yang baik menjadi tidak baik, dari taat menjadi tidak taat, tumbuhnya tabiat dosa dalam diri, terhalangnya perlindungan dan berkat Allah, terputusnya hubungan dengan Allah, hingga hukuman akibat dosa (Yesaya 59:1-19).

Terpisah dengan Allah

Hubungan pribadi manusia dengan Allah merupakan hal yang terutama dan yang pertama. Tidak ada hal yang lebih utama dari hubungan dengan Allah. Namun, tatkala jatuh dalam dosa, hubungan manusia dengan Allah mulai renggang, dan bahkan terputus.

"Tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu" (Yesaya  59:2).

Kehilangan kemuliaan Allah

Dosa mengakibatkan manusia kehilangan kemuliaan yang telah Allah berikan, termasuk kesempatan untuk meraih kesempurnaan ilahi menjadi pudar.

"Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah" (Roma 3:23).

Pertolongan Allah terhalang 

Sebagai Allah Yang Maha Kasih, Ia selalu berkehendak untuk menolong manusia, tangan-Nya selalu terulur setiap saat. Namun oleh karena dosa, seringkali manusia justru tidak mencari pertolongan-Nya, namun sebaliknya, menempuh jalannya sendiri, sehingga tangan Tuhan seolah-olah tidak pernah sampai kepadanya.

"Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar;

tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu" (Yesya 59:1-2).

Mendatangkan kutuk

Dosa akan mendatangkan berbagai kutuk, mulai dari sulit mencari rezeki dan usaha, tidak beruntung, tertimpa berbagai sakit penyakit, sampar, diserang hama, masalah rumah tangga, buah kandungan yang tertutup, ketidakamanan, tidak tenteram, hati yang gelisah, kuatir, jiwa yang merana, bahkan keberadaannya dapat punah dan binasa (Ulangan 28:15-68).

"Tetapi jika engkau tidak mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan tidak melakukan dengan setia segala perintah dan ketetapan-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka segala kutuk ini akan datang kepadamu dan mencapai engkau" (Ulangan 28:15).

Segala kutuk itu akan datang ke atasmu, memburu engkau dan mencapai engkau, sampai engkau punah, karena engkau tidak mendengarkan suara TUHAN, Allahmu dan tidak berpegang pada perintah dan ketetapan yang diperintahkan-Nya kepadamu"  (Ulangan 28:45).

"Ada orang-orang menjadi sakit oleh sebab kelakuan mereka yang berdosa, dan disiksa oleh sebab kesalahan-kesalahan mereka; mereka muak terhadap segala makanan dan mereka sudah sampai pada pintu gerbang maut" Mazmur 107:17-18).

"Mengapakah engkau berteriak karena penyakitmu, karena kepedihanmu sangat payah? Karena kesalahanmu banyak, dosamu berjumlah besar" (Yeremia 30:15).

Menghalangi yang baik

Tuhan Yang Maha Baik selalu mengulurkan segala kebaikan bagi manusia. Namun, kesalahan dan dosa dapat menghambat uluran tangan-Nya.

"Kesalahanmu menghalangi semuanya ini, dan dosamu menghambat yang baik dari padamu" (Yeremia 5:25).

Melahirkan karakter buruk

Tabiat dosa dapat mengakibatkan lahirnya karakter buruk. Manusia akan mencintai dirinya sendiri, tidak mempedulikan nilai-nilai luhur, etika, norma, agama (2 Timotius 3:1-9).

"Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama,

tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.

Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya" (2 Timotius 3:2-5).

Upah dosa adalah maut

Pertanggungjawaban akan dosa begitu berat, karena setiap orang berdosa akan mengalami maut, baik maut dalam arti kematian tubuh alamiah maupun tubuh rohaniah.

"Sebab upah dosa ialah maut" (Roma 6:23).

Penghakiman dan hukuman

Dosa akan membawa seseorang ke dalam penghakiman di akhir zaman. Setiap orang akan dihakimi menurut perbuatannya, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu. Penghakiman akan menentukan seseorang masuk ke dalam kehidupan kekal, sorga, atau kematian kekal, Neraka. Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu.

"Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu.

Maka laut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan maut dan kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan mereka dihakimi masing-masing menurut perbuatannya.

Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api. Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu" (Wahyu 20:11-15).

Begitu dahsyatnya akibat dosa dan kejahatan bagi manusia, baik selama di dunia maupun setelah kematian, yang mengakibatkan tujuan kelahirannya di dunia untuk memiliki moral sorgawi, hidup kudus tak bercacat dalam rangka meraih kesempurnaan ilahi dapat mengalami kegagalan, dan bahkan ada kemungkinan tidak dapat kembali ke sorga.


Rujukan
Ayat-ayat rujukan yang dipergunakan di dalam situs Injil Kerajaan Allah berasal dari Alkitab Terjemahan Baru © Lembaga Alkitab Indonesia 1974, Lembaga Biblika Indonesia, Alkitab Sabda, dan sumber lain yang terkait.

Disclaimer
Semua yang dimuat di dalam situs Injil Kerajaan Allah bukanlah suatu kebenaran mutlak. Oleh karena itu, jika dikemudian hari hadir hal-hal baru akan dilakukan pembaharuan maupun koreksi sesuai waktu dan zaman.

Formulir Kontak
Terima kasih kepada Saudara sekalian yang telah menghubungi kami melalui Formulir Kontak, kami akan mengusahakan untuk segera membalasnya. Terima kasih.