Sungguh Mengejutkan! Firman Tuhan Menyatakan Ternyata Banyak Orang Percaya Tidak Diselamatkan
Salah satu harapan setiap orang percaya adalah keselamatan. Namun, sungguh mengejutkan! Firman Tuhan menyatakan, ternyata banyak orang percaya justru tidak diselamatkan!
Dalam hal ini sungguh mengejutkan! Ternyata, kita sebagai orang percaya, belum tentu diselamatkan, meskipun telah dibaptis, lahir baru (dilahirkan kembali), beribadah, mengikuti perjamuan, mengajar, berkotbah, ahli kitab, bernubuat, mengusir setan, dan bahkan melakukan berbagai mujizat.
Justru sebaliknya, kita bisa dianggap jahat dan ditolak oleh Tuhan jika tindakan kita tidak sesuai dengan kehendak-Nya.
Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan! (Matius 7:22-23)
Pernyataan bahwa banyak orang percaya [yang berseru kepada Tuhan] tidak diselamatkan membuat kita perlu memeriksa ulang ajaran yang kita pegang, baik ajaran lama yang kita terima turun-temurun maupun yang baru.
Kita perlu mengevaluasi iman kita secara mendalam, mengingat peringatan ini ditujukan khusus bagi orang percaya.
Bahkan, Yesus dengan jelas menyatakan bagi orang percaya yang telah berusaha untuk masukpun tidak mudah memperoleh keselamatan, dan bahkan ada kemungkinan tidak memperolehnya sama sekali.
Dan ada seorang yang berkata kepada-Nya: "Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?" Jawab Yesus kepada orang-orang di situ: "Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat. (Lukas 13:23-24)
Sebab jika sebatas percaya, setan-setanpun juga percaya kepada Allah dan mereka gemetar.
Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setanpun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar. (Yakobus 2:19)
Bayangkan jika kita termasuk dalam golongan orang yang tidak berhasil masuk. Tentu saja ini bukan sesuatu yang ingin kita alami. Oleh karena itu, mari kita menggali lebih dalam apa yang sebenarnya Tuhan kehendaki.
Kerajaan Allah
Kedatangan Yesus menandai dimulainya Kerajaan Allah di Bumi. Sebagai Raja, Allah memimpin kita semua menuju kesempurnaan bagi kemuliaan-Nya. Kita diajak untuk mengalami Kerajaan Allah secara pribadi dan nyata sejak di Bumi.
Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu. (Matius 12:28)
Ibadah yang sejati
Injil mengajarkan bahwa ibadah sejati adalah mempersembahkan seluruh keberadaan kita kepada perkenanan Allah dengan jalan mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah.
Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. (Roma 12:1)
Ibadah sejati dapat dilakukan dengan menjaga hati, pikiran, perasaan, perkataan, dan perbuatan serta karya dengan tak bercacat dan tak bernoda, kudus dan tidak bercela di hadapan Allah setiap saat dalam kebenaran.
Selalu mentaati setiap kebenaran firman Tuhan dan membina hubungan yang semakin erat untuk bersatu dengan-Nya.
Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia. (2 Petrus 3:14)
Supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela. (Efesus 5:27)
Ibadah sejati bukan sekadar ritual, melainkan hubungan yang hidup dengan Allah. Ibadah yang terus-menerus dilakukan di dalam kekudusan dan kebenaran akan melahirkan suatu pribadi yang semakin serupa dengan Kristus, yaitu menjadi manusia Allah yang berkodrat ilahi.
Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan. (1 Timotius 6:11)
Supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia. (2 Petrus 1:4)
Keselamatan yang dikerjakan
Pada saat Allah memberikan kepada manusia segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji menjadi makanan manusia (Kejadian 1:29), maka semua tumbuhan dan pohon yang Allah ciptakan di Bumi bukanlah hasil pekerjaan manusia, namun kasih karunia Allah.
Namun, agar manusia dapat menikmati tumbuhan dan pohon tersebut, manusia harus mengusahakannya dengan bekerja, mengolah dan memakannya agar menjadi kenyang.
Jika tidak mengusahakan dengan bekerja, mengolah dan memakannya, maka manusia tidak dapat kenyang meskipun tumbuhan yang berbiji dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji adalah kasih karunia Allah.
Demikian halnya dengan keselamatan, meskipun keselamatan adalah kasih karunia Allah, dan bukan hasil pekerjaan manusia (Efesus 2:8-9), namun keselamatan harus dikerjakan.
Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar. (Filipi 2:12)
Dengan jalan mengerjakan pekerjaan keselamatan dengan perbuatan nyata, maka anugerah keselamatan dari Allah dapat diperoleh dengan sempurna. Perpaduan antara iman dan perbuatan, maka iman menjadi sempurna.
Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna. (Yakobus 2:22)
Kerajaan Allah yang diserongkan
Kerajaan Allah telah diserongkan sejak tampilnya Yohanes Pembaptis hingga sekarang. Akibat penyerongan, tidak mengherankan jika beredar berbagai pengajaran yang tidak sesuai dengan kebenaran firman Tuhan.
Sejak tampilnya Yohanes Pembaptis hingga sekarang, Kerajaan Sorga diserong dan orang yang menyerongnya mencoba menguasainya. (Mat 11:12)
Ibadah ajaran manusia
Penyerongan mengubah dari ibadah yang bersumber dari perintah Allah menjadi ibadah atas dasar ajaran dan perintah manusia.
Ibadah yang seharusnya mempersembahkan roh, jiwa dan tubuh dalam kekudusan dan kebenaran bagi kemuliaan Allah, namun diserongkan atau digantikan dengan ritual buatan manusia.
Ritual berupa: tata cara berliturgi, bernyanyi, berdoa, berpuasa, perjamuan, gerakan tubuh tertentu, membaca kitab, persembahan materi, mengaku dosa, bertobat, jangan jamah ini, jangan kecap itu, jangan sentuh ini, semua dilakukan atas dasar perintah manusia yang disahkan dengan peraturan menjadi tata cara ibadah, namun pada dasarnya semua yang dilakukan tidak sesuai dengan kebenaran firman Tuhan, walaupun hal-hal itu nampaknya penuh hikmat.
Mengapakah kamu menaklukkan dirimu pada rupa-rupa peraturan, seolah-olah kamu masih hidup di dunia: jangan jamah ini, jangan kecap itu, jangan sentuh ini; semuanya itu hanya mengenai barang yang binasa oleh pemakaian dan hanya menurut perintah-perintah dan ajaran-ajaran manusia.
Peraturan-peraturan ini, walaupun nampaknya penuh hikmat dengan ibadah buatan sendiri, seperti merendahkan diri, menyiksa diri, tidak ada gunanya selain untuk memuaskan hidup duniawi. (Kolose 2:20-23)
Bahkan Yesus telah mengingatkan, ibadah seperti ini adalah percuma, ibadah yang tidak berguna dan tidak berkenan kepada Allah.
Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. (Matius 15:8-9)
Keselamatan dimaknai sebatas kasih karunia
Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar. (Filipi 2:12)
Ayat tersebut mengajarkan dan mengingatkan kepada orang percaya agar tetap mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar untuk meraih keselamatan yang sempurna.
Namun, penyerongan mengubah dari yang seharusnya mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar, menjadi cukup beriman tanpa tindakan atau perbuatan dengan mengutip bahwa keselamatan adalah kasih karunia Allah semata.
Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu jangan ada orang yang memegahkan diri. (Efesus 2:8-9)
Padahal, pada ayat berikutnya, yaitu Efesus 2:10 mengajarkan bahwa ada pekerjaan yang harus dikerjakan oleh setiap orang yang percaya yang telah dipersiapkan Allah sebelumnya.
Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya. (Efesus 2:10)
Yesus menekankan dengan sungguh bahwa keselamatan harus diperjuangkan, bahkan bagi yang telah berusahapun belum tentu dapat memperolehnya.
Dan ada seorang yang berkata kepada-Nya: "Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?" Jawab Yesus kepada orang-orang di situ: "Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat. (Lukas 13:23-24)
Demikian juga di dalam Surat Yakobus tertulis bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati.
Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia?
Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati. (Yakobus 2:14, 26)
Bagi setiap orang percaya yang berseru dalam nama Tuhan, namun mengikuti ajaran yang telah diserongkan akan dipandang jahat oleh Tuhan, karena ibadah yang dilakukan adalah ibadah yang diajarkan oleh manusia, bukan ibadah yang diajarkan oleh Allah, sehingga tidak mendapatkan keselamatan, bahkan ditolak Tuhan.
Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan! (Matius 7:22-23)
Implementasi
Dari apa yang telah kita pelajari bersama di atas, kita dapat melihat dengan jelas perjalanan iman kita. Jika kita telah masuk ke dalam pengajaran Kerajaan Allah dengan menjalankan ibadah yang sejati, kita dapat meningkatkannya untuk semakin bertumbuh dalam kebenaran.
Namun, jika tanpa sadar dan ketahui ternyata kita telah mengikuti arus ibadah yang telah diserongkan, kita masih memiliki kesempatan untuk kembali ke dalam pengajaran Injil Kerajaan Allah yang sejati.
Sebagai orang percaya, tentu kita mendambakan pertumbuhan iman yang berkelanjutan sesuai kebenaran Injil Kerajaan Allah.
Jika kita merasa memerlukan bimbingan untuk mencapai hal tersebut, kita dapat mencari orang-orang yang diurapi oleh Tuhan untuk mendampingi dan membimbing kepada jalan Tuhan. Seperti Kornelius pada saat dilawat oleh Tuhan melalui malaikat agar ia mencari Petrus untuk datang ke rumahnya dan membimbing seisi rumahnya.
Jawab Kornelius: "Empat hari yang lalu kira-kira pada waktu yang sama seperti sekarang, yaitu jam tiga petang, aku sedang berdoa di rumah. Tiba-tiba ada seorang berdiri di depanku, pakaiannya berkilau-kilauan dan ia berkata: Kornelius, doamu telah didengarkan Allah dan sedekahmu telah diingatkan di hadapan-Nya.
Suruhlah orang ke Yope untuk menjemput Simon yang disebut Petrus; ia sedang menumpang di rumah Simon, seorang penyamak kulit, yang tinggal di tepi laut. Karena itu segera kusuruh orang kepadamu, dan dengan senang hati engkau telah datang. Sekarang kami semua sudah hadir di sini di hadapan Allah untuk mendengarkan apa yang ditugaskan Allah kepadamu." (Kisah Para Rasul 10:30-33)
Dalam bimbingan orang-orang yang diurapi Tuhan, kita dapat bertumbuh menjadi pribadi yang berkenan kepada Allah, dan semakin dekat dengan Tuhan dalam menjalani hidup dalam Kerajaan Allah sejak di Bumi. Amin.
Rujukan
Ayat-ayat rujukan yang dipergunakan di dalam situs Injil Kerajaan Allah berasal dari Alkitab Terjemahan Baru © Lembaga Alkitab Indonesia 1974, Lembaga Biblika Indonesia, Alkitab Sabda, dan sumber lain yang terkait.
Disclaimer
Semua yang dimuat di dalam situs Injil Kerajaan Allah bukanlah suatu kebenaran mutlak. Oleh karena itu, jika dikemudian hari hadir hal-hal baru akan dilakukan pembaharuan maupun koreksi sesuai waktu dan zaman.
Formulir Kontak
Terima kasih bagi Anda yang sudah menghubungi kami melalui Formulir Kontak. Pesan Anda sangat berharga bagi kami. Kami akan segera menghubungi Anda kembali.